Stres yang baik dan stres yang buruk |
Stres Yang Baik
Stres, walaupun kedengarannya buruk, sebenarnya adalah respons biologis yang baik terhadap suatu situasi. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya stres terjadi pada saat situasi romantis, namun juga timbul pada situasi lainnya juga.
Penting untuk dipahami bahwa stres memiliki tujuan tertentu. Stres adalah bagian dari mekanisme pertahanan tubuh sering disebut sebagai reaksi "bertarung atau melarikan diri" (fight or flight). Inilah stres akut. Saya lebih suka menyebutnya sebagai stres yang baik karena stres seperti ini, kenyataanya, memang baik. Stres tersebut mebuat tubuh siap menghadapi tantangan.
Sebagai contoh, anda sedang menyetir mobil dengan santai, tiba-tiba ada sebuah mobil yang masuk ke jalur anda dan anda hampir saja mengalami kecelakaan. Perhatikan bahwa tubuh anda mengalami banyak perubahan dalam waktu yang sangat cepat. Anda menjadi lebih waspada seiring dengan terpompanya adrenalin kr aliran darah. Sebagai tambahan, tekanan darah dan detak nadi meningkat. Seluruh reaksi tersebut memiliki satu tujuan, yaitu agar tubuh dan otak siap untuk melakukan tidakan yang sifatnya segera. Tubuh bereaksi terhadap situasi bertarung atau melarikan diri.
Hal yang sama terjadi secara lebih berharap ketika anda sedang menyiapkan sesuatu seperti sebuah test atau pidato di depan umum. Tangangan yang ada menyebabkan peperubahan-perubahan tersebut.
Contoh lain dari stres yang baik adalah ketika anda melakukan olahraga aerobik. Tubuh memahami kebutuhan anda akan energi yang lebih banyak dan tubuh kemudian membuat beberapa penyesuaian.
Sesungguhnya, pada diri seseorang yang sehat, stres adalah refleks yang menyelamatkan hidup pada situasi tertentu. Reaksi stres akut semacam ini berkurang ketika situasi yang terkait menghilang.
Stres Yang Buruk
Ada jenis stres yang lain, tentu saja, jenis yang membuat kata stres terdengar buruk. Jika "mengalami stres", anda akan memahaminya.
Stres yang buruk adalah stres yang sulit hilang. Dengan kata lain, sifatnya kronis. Kejadiannya seperti ini: Anda mempresepsikan adanya suatu bahaya, seperti yang terjadi pada stres akut. Bahaya yang dimaksud bukan suatu situasi yang spesifik, melainkan suatu kesulitan yang jalan keluarnya susah. Tampaknya keadaan ini jauh di luar kemampuan anda dan menimbulkan perubahan-perubahan biologis pada tubuh anda seperti yang terjadi pada stres akut.
Akan tetapi, perbedaannya adalah bahwa kesulitan, baik itu atasan yang susah dihadapi, pekerjaan yang menantang, perkawinan yang sulit, atau bahkan bahaya yang telah lewat (stres pasca trauma), terus muncul dan demikian pula stres yang terkait. Tubuh, pada dasarnya, tidak kembali ke keadaan santai. Pada stres kronis, biasanya anda selalu berada pada keadaan siaga. Dan itu buruk.
Untuk memahami perbedaan antara stres akut dan stres kronis, bayangkan sirine tanda kebakaran yang menyala. Jika mendengarnya, anda tahu bahwa ada keadaan bahaya dan perlu diambil suatu tindakan. Sirine menghasilkan stres akut.
Sekarang bayangkan bahwa api telah padamdan entah mengapa sirine tetap memnyala. Sirine tetap terus-menerus menyala. Tentu saja, suaranya tidak semakin meredup; berbunyi semakin keras, walaupun logika anda mengatakan bahwa volume suaranya tetap. Sirine terus meraung dan anda berharap agar sirine tersebut berhenti, karena rasanya mengganggu dan tidak nyaman. Tekanan darah meningkat, jantung berdetak kencang, dan ketika melihat di tangan, anda menyadari bahwa tangan anda menggenggam dengan kuat, gigi mengeretuk. Mata anda terasa sakit. Seiring terus betjalannya situasi tersebut dan tubuh anda tetap siaga untuk melakukan suatu tindakan, perubahan pada diri anda mulai menampakkan efek-efek negatifnya. Inilah stres yang buruk. Jika hal ini terus berlanjut, sifatnya adalah kronis, dan itu sangat tidak baik.
Lihat, ketika ada stres kronis, masalah yang timbul adalah tubuh anda tidak kembali menurunkan ketegangannya. Bukannya tekanan darah meningkat hanya untuk sementara waktu, stres kronis meningkatkan tekanan darah dan membuatnya tetap tinggi. Sebagai tambahan detak nadi tetap cepat.
Apa akibatnya? Tentu saja ada beberapa hal yang membahayakan. Stres kronis dapat menimbulkan penyakit yang gawat. Ada sejumlah kondisi yang tampaknya terkait dengan stres kronis. Termasuk di dalamnya adalah beberapa kasus diabetes, beberapa gangguan kondisi pada jantung, beberapa kasus tekanan darah tinggi, sakit mag, beberapa perubahan psikologis, beberapa jenis radang sendi, beberapa jenis bercak-bercak pada kulit, dan tentu saja beberapa macam sakit kepala. Stres kronis dapat menyebabkan dan tentu saja akan memperparah semua kondisi tersebut. Tetapi yang paling buruk adalah, stres kronis memperparah rasa sakit kronis.